Kalian pasti sudah maklum dengan kondisi jalanan Jakarta yang setiap hari kerja macetnya gila-gilaan. Di tengah makin sumpek dan penuhnya kota Jakarta, ternyata sebagai pelajar kita malah jadi sasaran kebijakan. Kita dituding sebagai salah satu komponen penyebab terjadinya kemacetan. Dan akhirnya, kita harus mengikuti kebijakan masuk sekolah pukul 6.30 pagi! Tapi apa iya ya kita sumber macetnya?Kebijakan mengenai pengaturan jam sekolah sebagai cara untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Hal ini telah direncanakan oleh pemerintah daerah DKI Jakarta sejak 2008 dan mulai berlaku efektif mulai 5 Januari 2009 yang lalu. Semenjak hari pertama pelaksanaanya, masih banyak pelajar yang belum bias mengikuti kebijaka ini terbukti dari berbagai pemberitaan yang meliputi keluhan dan keterlambatan siswa di sekolah.
Nah udah gitu, pemerintah tetep aja berkilah bahwa kebijakan ini akan efektif mengurangi kemacetan. What?!
PIKIR-PIKIR :
Menurut kami, justru salah banget ngasih kebijakan ke kita-kita yang masih sekolah! Asal tahu aja, kita (pelajar) jauh lebih sedikit disbanding sama pekerja. Masih ada karyawan swasta dan pegawai negeri sipil (PNS) yang lebih banyak jumlahnya dan kenapa kita juga yang kena ya?
Udah gitu, ngatasin kemacetan kan bukan berarti dengan memaksa kita untuk bangun lebih pagi! Ada banyak cara yang dilakukan, misalnya dengan membatasi kendaraan pribadi, memperbaikai fasilitas transportasi umum, ataupun menetapkan pajak yang lebih mahal bagi kendaraan pribadi. Alih alih mengurangi kemacetan kok malah jam istirahat kita yang dikurangi ya?
Klaimnya pemerintah kemacetan akan berkurang 6 hingga 14 persen. Apakah dengan begitu masalah akan beres? Justru sebagai pelajar akan timbul masalah baru bagi kita, liat aja kan yang terlambat makin banyak dan akhirnya waktu belajar kita semakin nggak efektif dan imbasnya prestasi malah akan menurun.
Jadi, siapa sebenarnya yang bikin macet? Kita sebagai pelajar apa pemerintahnya aja yang pinter bikin alesan?
*Change Magz(inal)


1 komentar:
Jakarta oh jakarta, kenapa macet selalu ada. coba kendaraan pribadi di batasi, sebatas-batasnya. kendaraan tua dimusnahkan. pasti jakarta akan terasa lebih sejuk, indah, dan terasa damai.
Posting Komentar